Custom Search

Sunday, September 14, 2008

Bedah Kasus Pemuda Gila

JH Alifulhaq
Saya tidak tahu apa diagnosa dokter atau psiater terhadap penyakit yang di derita si pemuda. Dari obat penenang/obat tidur yang diberikan kepada si pemuda dan terapi lainnya yang dilakukan pihak medis, dugaan saya, mereka menganggap si pemuda menderita stress atau depressi. Kalau benar dugaan saya ini tentu selama dua tahun lebih itu pihak psiater berupaya membongkar persoalan-persoalan pada diri dan lingkungan pemuda sampai membuat dia sakit seperti itu. Persoalan-persoalan sejak dia usia sangat dini tentunya, kayaknya tidak ditemukan juga, karena nyatanya tidak sembuh-sembuh juga.

Bisikan-bisikan dan omongan-omongan itu tetap ada meskipun telah minum obat penenang/obat tidur atau distroom kepalanya. Pemuda itu mengaku setelah minum obat tidur itu, dia tidur, tetapi begitu bangun dari tidur bisikan-bisikan dan omongan-omongan itu muncul lagi.
Dari bukti ini saya yakin bahwa pemuda itu tidak menderita stress atau depressi.

Kalau kiyai, ustadz, dukun, para normal dan sebangsanya pasti menganggap pemuda itu dirasuki syetan, jin, roh jahat dan sebangsanya. Yang merasuki anak muda ini harus dikeluarkan agar dia sembuh. Cara mengeluarkan bisa dengan jalan kekerasan atau jalan damai dengan tawar-menawar dan bujukan-bujukan pada yang merasuki si penderita. Tetapi semuanya gagal total karena nyatanya si pemuda tidak sembuh-sembuh juga.
Mungkin mereka memandang persoalan si pemuda terlalu sederhana, yang merasuk itu dianggap sesuatu yang terpisah dari si pemuda, tinggal dikeluarkan atau dicomot, beres urusannya. Untuk kasus tertentu se sederhana itu memang akan berhasil dengan baik, tetapi semua gangguan jiwa atau gila persoalannya tidak se sederhana itu.

Pengobatan sin she sebagaimana pengobatan Cina kuno umumnya, mungkin melihat gangguan yang terjadi pada diri si pemuda ini akibat tidak seimbangnya antara energi panas ( Yang ) dan energi dingin ( Yin ) dalam diri si pemuda. Energi panas dalam diri pemuda berlebihan, harus diturunkan sampai pada tingkat keseimabangan dengan Yin. Tetapi kenyataannaya tidak juga membawa perubahan apa-apa pada diri si pemuda.

Begitu berhadapan dengan pemuda ini, kesimpulan pertama saya adalah terjadi konflik/disintegrasi dalam jiwa si pemuda. Konflik ini begitu nyata muncul dalam jiwanya karena bisikan-bisikan dan omongan-omongan di kepala, kuping dan dada bertentangan satu sama lain.

Kemudian saya harus mencari apa penyebab konflik/disintegrasi itu. Dari pengakuan jujur si pemuda, bagi saya sangat jelas, dia tidak mengenali jiwanya sendiri. Mungkin sudah sejak lama baik sadar maupun tidak sadar dia menganggap apapun yang berbisik tadi adalah jiwanya sendiri atau dirinya sendiri sehingga dia pupuk dan pelihara terus. Dia tidak menyangka sama sekali perkembangannya sampai jadi seburuk itu. Tetapi sudah terlanjur, dia tidak bisa mengatasinya lagi karena yang berbisik tadi sudah mendominasi dan menjajah jiwanya.

Setelah dia mengaku merasa enak berada di tempat saya, bisikan-bisikan dan omongan-omongan di kepala, telinga dan dada melemah, kadang-kadang hilang sama sekali. Fakta ini bagi saya menunjukkan bahwa konflik yang terjadi dalam jiwa si pemuda kombinasi antara faktor eksternal dan internal.

Kalau hanya karena faktor eksternal, bisikan-bisikan itu sudah hilang sama sekali begitu dia ada dihadapan saya.

Faktor eksternal itu datang dari luar diri si pemuda berupa syetan dan jin yang mengikatkan dirinya pada jiwa pemuda kemudian menjajahnya. Begitu berhadapan dengan saya, syetan atau jin itu takut sehingga pengaruhnya pada si pemuda berkurang. Mereka takut karena mereka tahu bahwa hirarki atau tingkatan mereka berada dibawah saya. Hal ini akan saya bahas pada bahagian akhir artikel ini.

Kenyataan bahwa bisikan-bisikan masih ada meskipun lemah, ini menunjukkan adanya faktor internal. Untungnya faktor internal ini belum terlalu kuat. Kalau faktor internal ini sudah sangat kuat akibat salah mengenal jiwanya, akan sangat sulit disembuhkan, mungkin tidak bisa lagi disembuhkan.

Memang kebanyakan manusia tidak mampu mengenal jiwanya sendiri secara benar dan tepat, sehingga membawa berbagai akibat dan penderitaan pada dirinya.

Dari hasil pengamatan dan pemahaman saya saat itu, saya sampai pada kesimpulan akhir diagnosis kasus si pemuda bahwa terjadi kolaborasi dan ikatan yang cukup kuat antara syetan atau jin dari luar dirinya dengan bahagian jiwa si pemuda tempat mereka bercokol dan membangun kekuatan dan kekuasaan untuk menjajah seluruh bahagian jiwa si pemuda.

Dengan hasil diagnosa seperti itu saya bisa menetapkan langkah yang diambil untuk penyembuhannya sebagai terapi, menghilangkan sama sekali bisikan-bisikan dan omongan-omongan di kepala, telinga dan dadanya secara permanen.

Untuk menghilangkan faktor eksternal, tinggal saja mengusir syetan dan jin yang telah menjajah jiwanya. Tetapi itu tidak cukup. Kalau faktor internal tidak diselesaikan, setiap saat jin dan syetan itu akan bisa kembali bercokol disitu.
Saya bimbing dan bantu si pemuda untuk menyelesaikan faktor internalnya. Penyelesaian faktor internal dan eksternal berjalan simultan sehingga persoalannya cepat tuntas, tentu saja dengan tekhnik dan metode baik yang bisa dilihat, didengar dan diketahui, atau yang tidak bisa ditangkap atau disaksikan oleh orang lain karena proses itu terjadi di alam jin dan syetan.

Sekarang saya bahas masalah hirarki. Bila anda membaca semua artikel-artikel saya yang berjudul MENJELAJAH ALAM JIN DAN SYETAN di topik PENJELAJAHAN MERAIH BUKTI di categories, mungkin anda akan punya gambaran tentang ini.

Interaksi di dalam alam jin dan syetan senantiasa didasarkan atas hirarki atau tingkatan. Siapa yang paling berkuasa di suatu kelompok, dialah yang menempati hirarki yang tertinggi di kelompok ini.

Hirarki ini tidak ditentukan lewat promosi, warisan keturunan, dukungan atau sogokan seperti yang terjadi di masyarakat manusia.
Misalnya begini, posisi raja di kerajaan jin atau syetan sangat sentral. Begitu rajanya seorang kalah atau ditawan, kerajaan ini tidak ada lagi.

Di alam itu secara otomatis mereka sudah tahu posisi masing-masing begitu ketemu satu sama lain dalam hirarki tadi. Posisi dalam hirarki ini ditentukan oleh kemampuan setiap individu dalam keseharian.

Sebenarnya pemegang kekuasaan tertinggi dan berada di peringkat hirarki tertinggi di bumi ini adalah manusia. Adam mendapatkan dengan gampang sebagai karunia dari Allah Taala, tanpa ikhtiar, tanpa perantaraan makhluk lain seperti malaikat. Malaikat dan iblis diperintahkan oleh Allah sujud pada Adam yang telah diangkat jadi khalifah di bumi, pemegang otoritas dan kekuasaan tertinggi di bumi.

Adam mendapat karunia ini lewat ilmu yang diajarkan sendiri oleh Allah padanya, tidak diajarkan pada makhluk lainnya seperti malaikat, iblis dan jin.. Pengajaran ini tidak lewat perantara malaikat. Jadi berada di hirarki tertinggi karena ilmu, bukan karena kekuatan.

Begitu juga dengan Nabi Sulaiman, dia berada di hirarki yang sangat tinggi di alam jin dan syetan karena Allah mengajarkan ilmu dan hikmah padanya.

Tetapi Adam teledor dan tergelincir, posisinya sempat direbut syetan, begitu juga Sulaiman sempat teledor juga sampai posisinya direbut syetan.

Kenapa Adam teledor dan tergelincir, dia tidak punya kemauan yang kuat unrtuk mematuhi perintah Allah.

Setiap diri manusia punya potensi untuk menempati hirarki tertinggi di alam jin dan syetan. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengenal jiwanya sendiri. Manusia lupa pada jiwanya sendiri, begitu kata Allah.
Dalam hal ini manusia ibarat orang yang punya senjata yang sangat canggih yang bisa melumpuhkan apa saja dan siapapun di alam jin dan syetan. Tetapi kebanyakan manusia tidak tahu menahu potensinya, kalaupun ada yang tahu, tidak mengerti dimana atau dibahagian mana adanya dan bagaimana menggunakannya.

Untuk meraih peringkat yang tinggi di alam jin dan syetan seorang anak manusia harus berikhtiar dan berjuang menunjukkan kemampuannya. Dia harus buktikan bahwa dia paham tentang potensi yang dimilikinya termasuk cara menggunakannya. Dia kenal secara benar dan tepat jiwanya sendiri dan dia bisa membedakan yang bukan jiwanya. Dia juga memahami seluk beluk alam jin dan syetan termasuk interaksinya satu sama lain terutama dengan jiwa manusia.

Satu hal yang perlu di ketahui, jin yang cerdik akan lebih gampang mendapat kekuatan dan kekuasaan. Jin atau manusia yang memiliki kekuatan yang baik belum tentu bisa berkuasa. Bisa saja dia gampang ditipu sehingga kekuatannya tidak bisa dia manfaatkan, malah dimanfaatkan oleh penipunya ( kasus ini yang banyak sekali terjadi ). Alam jin dan syetan sangat kaya dengan tipu muslihat, jin dan syetan terkenal sebagai penipu-penipu sangat ulung, pembohong dan sombong.
Kembali pada persoalan pemuda tadi, kenapa syetan yang ada di dalam diri si pemuda takut pada saya, karena mereka tidak hanya sekedar tahu posisinya, tetapi yang sangat penting mereka sangat tahu tentang reputasi saya di alam itu. Mereka tahu saya pernah bertarung melawan siapa, cara saya bertarung bagaimana, dan hasilnya bagaimana.

Di alam jin dan syetan, kejadian apapun di suatu tempat cepat sekali diketahui oleh jin dan syetan di tempat lain di bumi dan di langit.

Begitu berhadapan dengan saya, apakah mereka mau melawan dalam arti dengan cara yang licik. Kalau berhadapan langsung mereka tahu itu tidak mungkin.

CATATAN :
Saya telah membahas secara mendalam dan detail tentang syetan, jin dan Iblis, seperti apa mereka, bagaimana kehidupan mereka dan dimana mereka hidup, bagaimana interaksinya dengan setiap diri anak manusia yang mengakibatkan berbagai masalah bagi setiap anak manusia.
Saya juga membahas secara mendalam dan detail tentang jiwa setiap anak manusia, apa yang dimaksudkan dengan jiwa manusia, dimana keberadaan mereka, perannya yang sentral bagi setiap diri anak manusia, persoalan yang dialami oleh anak manusia ketika jiwanya error terutama kaitannya dengan penyakit nonmedis atau medis, apa yang membuatnya error dan bagaimana cara atau upaya memperbaikinya dalam arti penyembuhannya.
Semuanya saya bahas menggunakan fakta empiris yang saya peroleh selama menggeluti penyakit nonmedis 30 tahun lebih.
Untuk informasi tentang kedua buku tersebut silahkan klik ini
BUKU TERAPI ALIF

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

2 comments:

Anonymous said...

Bapak Jusuf Hakim yg terhormat, sy sgt mengagumi dan mempercayai keluasan ilmu yg Bapak miliki, tp sy merasa khawatir serta gundah bagaimana kelak jk anda (maaf) sdh tdk lg ada utk mengamalkan keistimewaan yg Allah berikan kpd anda utk manfaat bg org lain? Sy memahami keletihan Bapak pd setiap kasus yg anda tangani, tp beristirahat dr melayani 'umat' tentu bukan hal bijaksana yg diharapkan Allah. Solusinya adalah, apakah Bapak sdh memikirkan/mempertimbangkan utk melakukan pengkaderan? Bila ditakutkan kelak akan menjadi mudharat, tentu sj hanya Allah yg tahu. Bagaimanapun tdk ada org yg menanggung dosa org lain, jd dlm hal ini Bapak hanya perlu meluruskan dan membulatkan tekad demi kepentingan org banyak (baca: MANUSIA). Terima kasih atas perhatiannya, wassalamu'alaikum wr wb.

Jusuf Hakim said...

Terima kasih atas perhatian anda. Saya sangat memahami kekhawatiran anda. Tapi saya lebih memahami pesan Allah pada diri saya agar saya tidak mati konyol, karena sudah banyak kesalahan yang seharusnya tidak saya lakukan terutama mengobati orang yang seharusnya tidak boleh saya obati karena ketidak tahuan saya. Orang-orang tersebut adalah musyrik dengan sengaja dan sadar, padahal menurut hukum Allah dosa seperti itu tidak diampuni, tetapi mereka tidak jujur pada saya. Ada juga kategori lain dari pasien yang tidak jujur pada saya, padahal penyakitnya karena hasil kejahatan yang balik pada dirinya tanpa ada jalan kesembuhan karena korbannya sudah meninggal untuk dia minta maaf agar dia bisa sembuh. Banyak lagi lainnya. Semuanya itu persoalan bagi diri saya dan saya merasakan akibatnya rasa sakit yang tidak pernah bisa dibayangkan sebagai peringatan dari Allah Ta'ala Yang Maha Belas Kasih bagi saya karena pelanggaran yang saya lakukan adalah sangat berat menentang ketetapan Allah tanpa saya sadari, tanpa saya tahu. Puncaknya saya sakit hampir mati dan sakit berkepanjangan. Kemampuan saya mendeteksi pasien-pasien seperti tadi diajarkan oleh Dia Yang Maha Tahu Dan Maha Belas Kasih setelah sekian banyak kesalahan yang saya lakukan. Kalau Allah Rabbku Yang Maha Belas Kasih menghilangkan sama sekali rasa sakit dari diri saya, itu merupakan salah satu tanda bagi saya bahwa Dia telah mengampuni saya dan mengijinkan saya untuk melayani pengobatan. Setelah sekian tahun mengalami penderitaan yang berat itu, rasanya sekarang sudah agak berkurang sakitnya.
Saya memikirkan juga tentang pengkaderan, tetapi apakah ada yang bersedia menerapkan Terapi Alif karena taruhannya nyawa. Seseorang yang mulai menerapkan Terapi Alif secara benar sama artinya dia memaklumkan perang melawan Iblis dan seluruh imperiumnya untuk selama-lamanya. Jadi anda bisa bayangkan seperti apa seharusnya seorang terapist yang menerapkan metode Terapi Alif. Saya tidak tahu apakah ada orang yang sangat berbakat yang bisa menguasi Terapi Alif dalam waktu singkat paling tidak lima tahun setelah dibimbing secara langsung dan efektif oleh saya sendiri setiap hari. Terus terang saja, satupun dari anak kandung saya tidak ada yang bersedia meneruskan penerapan Terapi Alif karena mereka lihat sendiri konsekwensinya meskipun saya lihat ada diantaranya yang berbakat.
Disamping itu, kalaupun ada yang mau atau berminat dalam pengkaderan ini, saya tidak punya sarana dan prasarana seperti fasilitas yang ideal untuk itu dan biaya yang tidak sedikit untuk kegiatan selama sekian tahun karena saya bukan orang kaya, saya hanya pensiunan pegawai negeri sipil yang hidup dari gaji pensiun.
Pernah juga beberapa tahun yang silam ikut lomba gagasan di google untuk hal ini dengan harapan menang sehingga ada dana pendukung untuk pengembangan termasuk pengkaderan dalam metode Terapi Alif, tetapi tidak menang. Kalau anda mau lihat gagasannya secara visual, silahkan cari di mesin pencari google atau di you tube dengan kata kunci terapi alif, maka akan muncul itu, tinggal anda klik.
Upaya saya terakhir adalah menulis buku, mewariskan ilmu dan pengetahuan tentang Terapi Alif, sudah dua buku yang terbit. Buku pertama berjudul MENDIAGNOSIS PENYAKIT NONMEDIS dan kedua SEMBUH SEKETIKA BUKAN MUKJIZAT ATAU KEAJAIBAN diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo, grup KOMPAS GRAMEDIA. Insya'alah saya tengah menulis buku berikutnya dan kalau diijinkan oleh Allah Rabbku Yang Maha Belas Kasih, saya akan terus menulis tentang Terapi Alif ini. Saya pikir apa yang dikaruniakan oleh Allah Ta'ala Yang Maha Pemurah pada diri saya tidak akan hilang begitu saja bersamaan dengan ketiadaan saya, siapapun dan kapanpun bisa belajar Terapi Alif di buku-buku tadi.
Kalau anda ingin lihat gambar bukunya dan resensinya silahkan kunjungi blog saya yang bertautan dengan blog ini juga di BUKU TERAPI ALIF http://bukuterapialif.blogspot.com
Semoga penjelasan saya ini bermanfaat untuk anda dan untuk siapapun.
Wassalamu'alaikun wr wb.

Jusuf Hakim ( JH ) Alifulhaq